LAPORAN TETAP
PRAKTIKUM KLIMATOLOGI
OLEH
NAMA :Mudatsir
PRODY : KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011
HALAMAN
PENGESAHAN
Laporan ini disusun sebagai syarat
untuk mengikuti respon akhir mata kuliah Klimatologi.
Kamis , 16 juni 2011
Co. Assisten agoklimatologi praktikan
Safrada rizma.h.a Helmi kurniawan
CIB 008 003 CIL 010 042
Hendra permadi Irma
wati
CIB 007 007 CIL
010 044
Nika ropiatning S Yudistira
CIB 008 001 C1L
010 041
Fuad suci
prihatiningsi
CIB 006 002 CIL
010 045
khususiah
CIB 008 001
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kita panjatkan
atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya
kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktikum
Agroklimatologi.
Tak
lupa juga kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
Para Coo. ass
yang selalu mengajari dan membimbing kami selama praktikum Agroklimatologi ini berlangsung.
Semua teman-teman yang selalu
memberikan semangat dalam belajar dan membantu saat pratikan berlangsung.
Dalam penyusunan
laporan ini, tak lupa pula kami mohon maaf kepada para pembaca,apabila ada
kesalahan atau kekeliruan dalam pembuatan laporan ini.Karna kami sadar laporan
yang kami susun masih jauh dari kesempurnaan.
Tak ada gading yang
tak retak, begitu pun laporan yang kami susun tak luput dari kesalahan dan kekurangan.Saran dan kritikan
yang membangun sangat kami harapkan,guna
kesempurnaan dari pada laporan yang kami susun.
DAFTAR ISI
1)
Halaman judul ................................................................... 1
2)
Halaman
pengesahan ........................................................... 2
3)
Kata pengantar .................................................................... 3
4)
Daftar isi
............................................................................. 4
5)
Daftar gambar...................................................................... 5
6)
Acara I 6 pengenalan alat dan pengukuran lama penyinaran sinar matahari , suhu udara, dan suhu tanah.
7)
Bab I : Pendahuluan .................................................... 7
8)
Bab II : tinjauan pustaka............................................... 9
9)
Bab III : metodologi praktikum .................................... 10
10)
Bab IV : hasil pengamatan.............................................. 11
11)
Bab V : pembahasan ..................................................... 17
12)
Bab IV : kesimpulan....................................................... 18
13)
Acara II 19
Pengukran
kelembaban nisbi udara.
12)
Bab I : Pendahuluan................................................... 20
13)
Bab II : tinjauan pustaka............................................. 21
14)
Bab III : Metodologi praktikum..................................... 23
15)
Bab IV : hasil pengamatan............................................. 24
16)
Bab V : pembahasan..................................................... 29
17)
Bab IV : kesimpulan....................................................... 30
18)
Acara III
pengukuran curah hujan ,kecepatan angin dan arah angin
19)
Bab I : Pendahuluan..................................................... 32
20)
Bab II : tinjauan pustaka................................................ 34
21)
Bab III : Metodologi praktikum....................................... 35
22)
Bab IV : hasil pengamatan .............................................. 36
23)
Bab V : pembahasan ...................................................... 38
24)
Bab IV : kesimpulan ........................................................ 40
25)
Daftar pustaka ................................................................... 44
DAFTAR GAMBAR
1)
Tipe Jordan ........................................................................ 10
2)
Thermometer tanah ............................................................ 11
3)
Kertas pias .......................................................................... 12
4)
Thermohigraf mini ............................................................. 21
5)
Penangkar hujan otomatis .................................................. 31
6)
Anemometer ....................................................................... 31
ACARA
I
PENGENALAN ALAT-ALAT PENGUKURAN LAMA
PENYINARAN, SUHU, UDARA, DAN SUHU TANAH
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu dasar
dari ilmu pengetahuan adalah pengamatan (Observasi). Pengamatan biasanya berupa
suatu gambaran. Kumpulkan gambaran yang diperoleh dari berbagai sumber diolah
dan dijadikan suatu model atau teori tentang sesuatu gejala alam agar suatu
teori dapat berguna. Kita harus dapat membuat seseuatu ramalan tentang sesuatu
yang belum dikenal. Pada dasarnya teori dan pengalaman (eksperimen) saling
berkaitan. Keduanya akan saling membantu dalam pengembangannya.klimatologi tidak memplajari penomena atmosfer secara
tepat (misalnya pembentukan awan, curah hujan dan petir), tetapi mempiajari
kejadian rata-rata selama beberapa tahun sampai millennia, dan juga perubalian
dalam pola cuaca jangka panjang, dalam hubungannya dengan kondisi
atmosfer.Sebagai suatu ekosistem alam
yang utuh maka cuaca dan Mini menipengaruhi seluruh aspek kehidupan makhluk
hidup dibumi. Perbedaan cuaca dan iklim diwilayah didunia mengakibatkan
berbagai perbedaan respon mahluk hidup, minyasainya jenis dan cara berpakaian,
jenis makanan, bentuk runah, mata pencaharian, cara bercocok, tanam dll. Pada
kenyataannya berbagai belahan dunia ini memiliki cuaca dan iklim yang tidak
sama sepanjang tahun, dengan demikian kita mengenal ada daerah dingain, daerah
panas, dan daerah sedang. Sifat coca dan iklim sangat berpengaruh terhadap
berbagai aspek kehidupan ten-nasuk di bidang pertanian. Parisi cuca dan iklim
mengendalikan seluruh pertumbyuhan dan perkembangan tanaman dan. juga media
tumbulinya ( tanah). Klimatologi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu
klimatologi fisis, klimatologi sederhana (regional), dan klimatologi terapan.
Klimatologi fisis mempelajari sebab terjadinya ragam pertukaran panas,
pertukaran air, dan gerakan udara terhadap Jklim. yang berbeda klimatologi
sederhana bertujuan memcari gambaran (deskrisi) iklim dunia yang nnelipuuti
sitfat dan jenis iklim, sedangkan terapn cari hubungan klimatologiu denagan
ilmu lainnya, misalnya agroklimatoligi.
B. Tujuan
Praktikum
Tujuan
praktikum ini adalah untuk menegetahui lamanya penyinaran sinar matahari, untuk
mengetahui suhu udara dan untuk mengetahui suhu tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Suhu atau
sering disebut dengan istilah temperatur adalah merupakan gambaran umum keadaan
emergi / panas suatu benda yang mencerminkan energi kinetik rata-rata dari
pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering juga disebut sebagai ukuran
intensitas / derajat panas.suatu suhu yang dikenal umumnya ada empat sesuai
dengan nama penemunya yaitu : celcius, fahrenhait, reamur dan
kelvin.pebandingan Skala dari keempat satuan suhu tersebut masmig-masing:
5:9:4:5. Berbeda pengertiannya dengan panas yang merupakan salah satu bentuk
energi yang dikandung oleh suatu benda dan diukur dalam satuan joule (J) atau
kalori (cal). Alat untuk mengukur temperatur disebut "termometer".
(Jacob S. Joffe. 1959:78 )
Secara umum alat untuk mengukur suhu dikenal dengan
nama termometer, sedangkan alat pengukur suhu otomatis menggunakan kertas piss
sebagai perekam datanya disebut termogram. Termogram adalah tempat pencatatan
data tersebut (kertas piss). Dengan kemajuan tekhnologi di bidang elektronika,
maka alat pengukur suhu otomatis tidak lagi menggunakan kertas piss tetapi data
tersebut direkam pada pennimpanan data elektronik yang disebut dengan data
lounger. Pengukuran dengan sistem data lounger dapat dilakukan secara kontinyu
(tiap jam, menit, detik) yang kemudian datanya dapat langsung diolah
menggunakan komputer. Alat engukur suhu udara harus terpasang pada tempat yang
terlindung dari hujan, pengembunan dan pengaruh lansung radiasi matahari. Pada
stasiun meteorologi alat-alat tersebut diletakan dalam sangkar khusus / sangkar
yang disebut Stevenson screen. (petrucci, H. 1992:47).
Panjang
hari merupakan istilah untuk menyatakan lama relative slang tehadap panjang
malam. Perbedaan panjang hari sangat berkaitan dengan posisi bumf terhadap
matahari dalam siklus tahunannya.pada saat matahari berada di atas belahan bumf
selatan maka panjang hari slang akan lebih panjang dari waktu malam hari.
(I Nyoman S,
2006:33 )
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
Adapun tempat praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Fisika dan Konservasi Tanah Universitas Mataram pada tanggal 31, mei 2011 pada
pukul 14.10 – 15.10 WITA.
B. Alat dan
Bahan Praktikum
Alat-alat yang
digunakan dalam praktikum ini merupakan alat-alat pengukuran suhu lamanya
penyinaran. Suhu udara dan suhu tanah, serta kelembaban udara yaitu termometer
dinding, termometer bola basah dan bola kering, termometer tanah,
termohigrograf, dan alat pengukur lamanya penyinaran tipe jordan..
C. Prosedur
Kerja
1. Di dengar
serta di cermati apa yang di jelaskan oleh coo-asisten
2. Di dengar degan
baik setiap bagian dari alat-alat tersebut
3. Di gambarkan
atau di foto setiap alat yang yang diperkenalkan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Gambar Alat-Alat, Bagian-Bagian Dan Fungsinya
Masing-masing
v Gambar
Alat ukur lama penyinaran matahari Tipe Jordan
Dengan keterangan
sebagai berikut :
1.
Tutup Silinder Jordan
Berfungsi untuk membuka dan menutup tabung silinder sehingga dapat
mengganti kertas grafik atau pias yang ada di dalam silinder.
2.
Celah Sinar
Sebagai tempat masuknya sinar matahari yang akan membakar kertas pias
sehingga dapat diukur lamanya penyinaran. Celah sinar ini berjumlah 2 buah.
3.
Silinder Jordan
Sebagai tempat meletakkan kertas pias dan juga sebagai penangkap sinar.
4.
Dasar Alat
Fungsi dasar alat ini yaitu agar alat bisa duduk pada temapt dimana
diletakkan.
5.
Pengatur Inklinasi
Sebagai pengatur dan penunjuk arah sinar matahari yang datang sehingga
sinar matahari dapat masuk dalam silinder melalui celah silinder.
6.
Lubang Skrup Penguat
Digunakan untuk menguatkan sehingga alat ini kalau dipasang pada tempat
yang lain dapat didudukkan dan kuat untuk beberapa waktu lamanya.
7.
Kaki Peyangga
Berfungsi untuk penyangga komponen-komponen didasar alat.
v Gambar
Termometer Selubung Logam
Dengan keterangan
sebagai berikut :
1.
Tutup Selubung
Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup selubung jika termometer akan
dilepas dan juga sebagai tempat memegang jika dipegang.
2.
Selubung Termometer
Selubung ini merupakan penutup termometer dan juga untuk melindungi
termometer dari pengaruh suhu yang lain akibat air, dan lain-lain dan juga
menghindari termometer rusak.
3.
Lubang Hawa
Fungsinya adalah sebagai tempat jalan masuknya hawa atau suhu tanah.
4.
Ujung Selubung
Merupakan ujung agar termometer dapat masuk kedalam tanah.
v Gambar
Kertas Pias
1. skala kertas pias
2.
garis
yang dihasilkan akibat terkena sinar matahari
B. Cara Pemasangan Alat
v Cara
Pemasangan Alat Tipe Campbell Stokes
a.
Alat diletakkan di atas bangku datar dan rata
bercat putih, setinggi 120 cm, atau
menara/atap gedung, apabila tidak terdapat daerah yang cukup terbuka dipermukaan
tanah.
b.
Sumbu bola mengarah
utara-selatan sehingga letak kertas pias sejajar dengan arah timur-barat.
c. Tubuh alat harus terletak horizontal, hal ini diperoleh
dengan mengatur sekrup
yang tersedia. Umumnya pada alas dari alat terdapat indikator (water pass)
yang tersedia. Umumnya pada alas dari alat terdapat indikator (water pass)
d. Kemiringan
lensa bola bersama dengan kertas pias, harus disesuaikan menurut derajat garis lintang bumi
setempat.
e. Lensa bola harus tepat berada di tengah, membagi jarak
timur-barat kertas atas dua bagian yang sama
panjang. Kedudukan ini biasanya sudah diatur lebih dahulu oleh pabrik alatnya
dengan menggunakan alat khusus cantering genge.
f.
Pasanglah kertas pias yang
sesuai dengan tanggal penggunaannya. Kertas pias tersebut terpasang pada pasitnya yang benar dan tanda jam 12.00 dikertas pias
harus tepat ditanda pertengahan pasit pias.
v Cara
Pemasangan Alat tipe Jordan
a.
Carilah tempat yang terbuka (memperoleh penyinaran) matahari secara sempuma sepanjang hari
b.
Pasanglah alat ditempat yang cukup tinggi seperti atap rumah (bangunan),
tiang
tembok (pilar)
c.
Letakkan dasar alat dengan
posisi mendatar (horizontal) ditempat seperti yang disebut pada langkah (b)
d.
Atur kedudukan alat sedemikian rupa, agar sumbu
tengah silinder Jordan sejajar dengan bidang tengah bumi (sesuai tempat
pengamatan) dan tutup silinder harus
menghadap ke arah bidang ekuator.
e.
Atur sudut selinder Jordan
sesuai dengan sudut inklinasi.
f.
Buka selinder Jordan dan bersihkan agar dinding
silinder bagian dalam tetap kering. Dua buah celah yang ada pada silinder
Jordan harus bersih (tidak tersumbat)
g.
Pasangkan kertas pias
rnelingkar di dalam silinder Jordan, dengan posisi bagian yang berwarna biru
disebelah dalam serta lubang kertas pias tepat pada kedua celah silinder
Jordan.
h.
Pasang tutup silinder dengan menekan bagian tutup
sedemikian rupa agar terpasang kuat
i.
Gantilah kertas pias setelah
matahari terbenam guna pengamatan berikutnya.
j.
Tentukan lama penyinaran matahari yang terukur
dengan cara menghitung bagain Skala pada
kertas pias yang terbakar (jarak kertas pias bernilai satu jam penyinaran,
sedang jarak antar kedua garis = 10 menit
v
Cara Pemasangan Suhu Udara
1) Penggunaan
termometer untuk pengukuran suhu udara di lapangan diperlukan sangkar termometer yang
biasa disebut juga dengan “Stevenson Screen". “Instrument Shelter" ataupun "Thermometer Shetter".
Bentuknya kotak persegi empat, ukuran disesuaikan dengan macam alat
pengukur yang diletakkan dalamnya. Tubuh
sangkar dapat terbuat dan bahan yang tidak mudah menyerap radiasi,
umumnya kayu yang dicat putih.
2)
Sangkar dipasang dengan pintu
mengarah ke utara-selatan. Di belahan bumi utara dan bagian
tempat dibelahan bumi selatan pintu mengarah ke selatan. Maksudnya pintu
tersebut akan berlaku pada tanggal-tanggal sebagai berikut Pintu
utara untuk 23 September - 21 Maret
Pintu selatan untuk 21 Maret - 23
September
3) Termometer
dipasang dengan posisi tertentu sesuai dengan jenisnya (termometer suhu udara dan termometer
minimum dipasang hodsontal, termometer maksimum dipasang
4) Pengindra
berupa bejana harus terletak pada lingkungan terwakili yang hendak diketahui suhunya.
5)
Pembacaan dilakukan dengan cepat dan badan
pengamat, jaringan dekat pengindra
6)
Waktu membaca Skala, mata
harus setinggi permukaan cairan pada pipa kapiler tidak terjadi
kesalahan paralaks.
v
Cara pemasangan Termometer
1) Masukkan selubung
termometer ke dalam tanah secara cacak sampai pada kedalaman 5,10 atau 20 cm. Bila ada penghalang mekanik, sehingga
selubung termometer tidak dapat/sulit menembus lapisan tanah, maka
pindahan ke tempat lain.
2)
Buka tutup selubung termometer, kemudian masukkan
termometer ke dalam selubung tersebut secara perlahan-lahan. Hindari terjadinya
gesekan akan benturan antara temometer
dengan dinding selubung.
3)
Setelah bagian pengindra
(reservoir) dan termometer menyentuh bagian bawah selubung, aturlah
posisi termometer sedemikan rupa sehingga Skala
thermometer berada pada celah
selubung, unntuk memudahkan pembacaan.
4)
Pasanglah tutup selubung dan biarkan alat selama 1 jam untuk mengukur suhu tanah
dengan kedatlaman 5, 10 cm, 2,5 jam untuk kedalaman 10-15 cm dan 4,75 jam
untuk kedalaman 15-30 cm.
5)
Lakukan tiga kali pengukuran
suhu selama satu hari, yaitu pada pagi (07.00), siang (13.00), dan sore hari
(18.00).
6)
Hitunglah suhu tanah rata-rata harian
(2 x suhu pada jam 07.00) + 13.00+18.00
BAB V
PEMBAHASAN
Matahari
merupakan sumber energi bagi peristiwa yang terjadi di atmosfer yang sangat
esensial bagi kehidupan.energi matahari merupakan pokok dari perubahan-peubahan
dan pergerakan dalam atmosfer sehingga dapat di anggap sebagai pengendali iklim
dan ucaca yang global. Lama penyinaran matahari dapat di ukur dengan
menggunakan beberapa alat misalnya: tipe Campbell stokes, tipe jordan, tipe
marvin dan tipe foster. Di dalam prktikum ini digunakn tipe alat jordan, degan
alat ini dapat di gunakan untuk mencatat lama penyinaran matahari, dengan jalan
memusatkan(memfokuskan) sinar matahari melalui slinder jordan sedemikian rupa
sehingga fokus sinar mathari tersebut dapat meanenai pias yang khususnya di
buat untuk alat ini dan meniggalkan jejak pias yang terbakar karenanya. Adapun
bagian-bagian alat dari tipe alat jordan tersebut yaitu: tutup silinder jordan,
celah sinar, silinder jordan, dasar alat, pengatur innklinasi(kemiringan) serta
lubang sekrup penguat.
Suhu atau juga
sering disebut dengan istilah tempratur adalah merupakan gambaran umum keadaan
energi atau panas suatu benda yang mencerminkan energi kinetik rata–rata dari pergerakan molekul suatu benda. Suhu sering
juga disebut sebagai uluran intensitas atau derajat panas. Satuan suhu
yang dikenal umumnya ada empat sesuai dengan nama penemunya yaitu : Celcius,
Fahreinhait, Reamur, Kelvin. Perbandingan sekala. dari keempat satuan suhu tersebut masing –masing : 5 - 9 : 4 :
5. berbeda pengertiannya dengan panas yang
merupakan salah satu bentuk energi yang didukung oleh suatu benda dan diukur dalam
satuan Joule (J) atau kalori (cal). Alat untuk mengukur temperatur disebut
"TERMOMETER". Yang dimasud suhu minimum adalah suhu terendah diamana
tanaman masih dapat hidup, suhu maximum adalah pada suhu batas tinggi sedangkan
suhu optimum adalah suhu terbaik yang dibutuhkan tanaman, dimana proses
pertumbuhannya dapat dengan lancar.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sinar matahari,
suhu udara dan suhu tanahsangat esensial bagi kehidupan mahluk hidup terutama
dalam hal ini pada tanamankarena sinar matahari mempumyai peran yang paling
besar dalam terjadinya Proses fotosintesis.
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
Dari hasil
praktikum ini dapat disimpulkan bahwa :
1.
Alat yang digunakan untuk mengukur suhu udara yaitu
termometer biasa, dinding.
2.
Sinar matrahari sangat esebsial bagi kehidupan
3.
Sedangkan alat berupa termometer bola basah dan bola
kering digunakan untuk mengukur kelembapan udara.
4.
Lamanya penyinaran matahari diukur dengan alat tipe
jordan berupa silinder..
Saran
1.
Untuk praktikum selanjutnya di harapkan kepada semua
praktikan untuk lebih teliti dan serius dalam melakukan kegiatan praktikan
2.
Dan untuk semua co.asisten agar lebih memperhatikan
praktikan dalm berjalannya kegitan
praktikum, sehingga pratikan dapat menangkap dengan baik apa yang dijelaskan.
3.
Di praktikum selanjutnya alat dan bahan yang di gunakan tolong di jelaskan
sampai para praktikan benar-benar paham.
4.
Alat dan bahan praktikan tolong di jaga dengan baik agar masi bisa d
manfaatkan untuk masa mendatang.
ACARA II
PENGUKURAN
KELEMBABAN NISBI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada praktikum kali
ini kta akan membahas tentang “ pengukuran kelembaban nisbi “. Yang di mana
kita akan di perkenalkan beberapa alat yang di gunakan untk mengukur kelembaban
nisbi tersebut.
Dalam
Agroklimatologi kita mengenal bebagai macam kelembaban yaitu kelembaban mutlak
(absolute humidity), kelembaban spesifik (specific humidity) dan kelembaban
relatif/nisbi (relative humidity) maka kelembaban relatif/nisbilah yang banyak
dipakai. Kelembaban relatif/kelembaban nisbi udara (RH)
pada hakekatnya nilai nisbih antara uap air yang terkandung dan daya kandung maksimum uap air di udara pada suatu suhu dan tekanan tertentu,
dinyatakan dalam persen (%).kelembaban udara atau kelembaban
nisbi adalah salah satu materi pelajaran yang akan di bahas dalam mata kuliah
Agroklimatologi, maka di dalam praktik ini akan di perkenalkan alat-alat yang
di gunakan untuk mengkur kelembaban nisbi tersebut. Dengan kita mengetahui ilmu
Agroklimatologi maka kita dapat mengetahui kelembaban , iklim, suhu , tempat
yang cocok di gunakan untuk pertanian sesuai dengan kondisi lingkungan dan dan
cuaca daerah tersebut.
Di
Indonesia kelembaban tertinggi di capai pada musim hujan dan terendah pada
musim kemarau. Besarnya kelembaban suaut tempat pada suat tempat pada suatu
musim erat hubungannya dengan perkembangan – perembangan dari organisme seperti
jamur, misalnya penyakit blister blight yang d sebabkan oleh cendawan yang d
kenal dengan Exebasidium vexans.
Jamur ini menyerang bila RH selama 3 hari berturut – turut 85%. Di samping itu
RH dipenuhi pula oleh adanya pohon – pohon pelindung, terutama apabila pohon
–pohon nya rapat.
B. Tujuan
Praktikum
Praktikum ini
bertujuan untuk memperkenalkan alat – alat pengukur kelembaban nisbi dan cara
menggunakannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembaban udara adalah banyaknya
kadar air yang ada di udara. Keadaan kelembaban air atas permukaan bumi berbeda – beda. Kelembaban
tertinggi berada di khatulistiwa dan terendah berada pada daerah dengan lintang
400 . daerah rendah ini disebut horse latitude.
Kelembaban udara dapa dibedakan
menjadi kelembaban mutlakdan kelembaban nisbi atau kelembaban relatif (http:// www.e-dukasi/modulonline.htm)
Salah
satu fungsi kelembaban udara adalah sebagai lapisan pelindung permukaan bumi.
Kelembaban udara dapat menurunkan suhu dengan
cara menyerap atau memantulkan sekurang – kurangnya setengah radiasi matahari
gelombang pendek yang menuju ke permukaan bumi dan membantu menahan keluarnya
radiasi matahari gelombang panjang dari permukaan bumi pada waktu siang dan
malam hari (Asdak,1995).
Kelembaban udara di
tentukan oleh jmlah uap air yang terkandung di dalam udara setempat. Kelembaban
udara merupakan presentase kandungan uap air di dalam udara, total massa uap
air persatuan volume udara di sebut kelembaban absolut. Perbandingan antara
massa uap air dengan massa lembab dalam satuan volme udara tertentu di sebut
sebagai kelembaban spesifik. Dan perandingan uap air dengan jumlah maximum uap
air temperatur tertentu di nyatakan dengan persen ( % ) di sebut dengan
kelembaban nisbi (Karim , 1985 ).
Dalam atmosfer (
lautan udara ) senantiasa terdapat uap air. Kadar uap air selalu berubah-ubah
tergantung pada temperatur setempat (Wisnbroto ,1989 ).
Semua uap air yang
berada di udara berasal dari penguapan-penguapan adalah perubahan cair ke
keadaan gas. Pada proses penguapan di perlukan panas dan pada proses
pengembunan melepaskan panas ( Lakitar , 1994 ).
BAB
III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
- Waktu dan Tempat Praktikum :
Praktikum ini
dilaksanakan pada hari selasa, 31 mei 2011, pukul 14.10 – 15.10 WITA.
Pelaksanaan praktikum
ini bertempat di Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian
Universitas Mataram.
- Alat dan Bahan Praktikum :
1.
Alat Praktikum :
Alat – alat yang digunakan dalam praktikum kali
ini adalah termohigrograf mini, psikometer sangkar, dan higrometer.
2.
Bahan Praktikum :
Adapun bahan yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah kertas grafik dan helaian rambut kuda yang dipasang pada alat higrotermograf mini.
- Prosedur Kerja :
Dalam praktikum ini,
prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dilakukan pengamatan terhadap alat – alat
pengukur lama penyinaran sinar
matahari, suhu udara, dan suhu tanah.
2. Dicatat nama, fungsi, dan cara kerja
masing – masing alat tersebut.
3. Digambar atau difoto alat – alat yang
telah diamati untuk dicantumkan pada gambar – gambar alat praktikum.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Gambar
dan Bagian-bagian Alat Praktikum
1. Alat
Pengukur Kelembaban Udara
Gambar
1. Termohigrograf mini
1.
Termometer bola basah
bola kering
a. Termometer
bola kering
b. Tiang
statif
c. Termometer
bola basah
d.
Dudukan termometer bola
basah bola kering
e.
Kain muslim
f.
Bejana berisi aquades.
Jarak antara kainmuslim dan permukaan aquades 2-7 cm
B. Fungsi
dan cara pemasangan
Beberapa alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
nisbi, kecepatan dan arah angin, serta curah hujan yaitu:
1.
Higrotermograf
Mini
Alat ini
berfungsi untuk mengukur serta mencatat suhu dan kelembaban nisbi udara, secara
bersamaan di atas kertas grafik yang dipasang pada sekeliling drum arloji.
Fungsi-fungsi bagian-bagian higrotermograf mini adalah
sebagai berikut:
1.
Drum
Arloji
Berfungsi sebagai tempat memasang kertas grafik.
2.
Gir
(roda gigi)
Berfungsi untuk pencatatan selama 7 hari digunakan gir yang
memiliki 18 buah gigi, sedangkan untuk pencatatan hanya satu hari digunakan gir
yang memiliki 22 buah gigi. Semakin banyak jumlah gigi pada gir maka akan
semakin cepat putarannya.
3.
Penjepit
kertas
Berfungsi untuk menjepit kertas grafik pada drum arloji.
4.
Tabung
pen
Berfungsi sebagai tempat tinta
5.
Lengan
pen bagian atas
Berfungsi untuk mencatat temperatur (suhu).
6.
Lengan
pen bagian bawah
Berfungsi untuk mencatat kelembaban nisbi udara.
7.
Sekrup
penyesuai kelembaban
Berfungsi untuk menggeser lengan pen ke atas jika diputar ke
kanan dan diputar ke kiri untuk menggeser lengan pen ke bawah.
8.
Rambut
(indra kelembaban)
Berfungsi sebagai sensor atau indra kelembaban.
9.
Lempeng
logam (indra temperatur)
Berfungsi sebagai indra temperatur.
10. Dasar alat
Berfungsi sebagai tempat bertumpunya
alat.
11. Sekrup penyesuai temperatur
Berfungsi untuk menggeser lenganpen ke atas jika diputar ke
kanan dan diputar ke kiri untuk menggeser lengan pen ke bawah.
12. Tangkai pengunci tutup
Berfungsi mengunci tutup alat agar tertutup rapat.
13. Alat penggeser lengan pen
Berfungsi untuk menggeser atau menggerakkan lengan pen ke
atas atau ke bawah.
Adapun cara pemasangan
higrotermograf mini adalah sebagai berikut:
1.
Dibuka
tutup alat dengan menggeser tangkai pengunci yang berada pada dasar alat, ke
arah kiri kemudian diangkat tutup alat secara perlahan-lahan (jangan sampai
menyentuh lengan pencatat)
2.
Dibuka
drum arloji (clock drum) dari posisinya dengan terlebih dahulu diputar (dibuka
mur sumbu drum arloji)
3.
Dipasang
gir (roda gigi) yang memiliki 18 buah gigi pada posisi lubang gir untuk
pencatatan 7 hari yang terletak di bagian bawah drum arloji (gambar 1),
sedangkan jika alat akan dipakai untuk pencatatan hanya satu hari, maka
dipasang gir (roda gigi) yang memiliki 22 buah gigi pada lubang gir untuk
pencatatan satu hari.
4.
Gir
(roda igi) yang tidak dipakai harus dilepaskan dan disimpan di tempat
penyimpanan gir yang berada di bagian atas drum arloji.
5.
Dipasang
kertas grafik pada drum arloji dengan posisi datar (horizontal) kemudian
dijepit kedua ujung kertas grafik tersebut dengan alat penjepit yang telah
disiapkan (gambar 1).
6.
Diletakkan
drum arloji di atas tangan kiri sambil dipegang kuat drum arloji, kemudian
diputar kuncinya dengan menggunakan kunci khusus sebanyak sembilan kali putaran
penuh (setiap putaran 3600).
7.
Dipasang
kembali drum arloji pada posisi semula, penjepit kertas garfik
berada/ditempatkan di sebelah kiri,
berdekatan dengan lengan pen, ujung pen berada di belakang penjepit kertas
(gambar 1).
8.
Dibuka
tutup penutup pen, kemudian dikaitkan lenganpen dengan ditekan/digeser alat
penggeser lenganpen yang ada di bawah lengan (gambar 1) hingga disentuh tepat
pada skala kertas grafik yang telah ditentukan berdasarkan hasil penyesuaian
(penetapan) suhu dan kelembaban pada saat tertentu dengan menggunakan
termometer bola basah dan bola kering.
9.
Ditepatkan
posisi ujung pen dengan diatur/diputar sekrup penyesuaian, yaitu:
a.
Sekrup
penyesuaian kelembaban nisbi, terletak di bagian atas (gambar 1). Diputar ke
kanan untuk menggeser lengan pen ke atas dan ke kiri untuk menggeser lengan pen
ke bawah.
b.
Sekrup penyesuai temperatur, terletak di bagian samping
(gambar1). Diputar ke kanan untuk
menggeser lengan pen ke bawah.
c.
Ditempatkan
alat sedemikian rupa dan dikunci tutupini dengan digeser tangkai pengunci ke
kanan.
d.
Ditempatkan
alat ini di tempat yang terlindung dari sinar matahari, kemudian dilakukan
pengukuran sesuai dengan interval yang dikehendaki.
e.
Dilakukan
evaluasi data yang diperoleh selama dilakukan pengukuran, kemudian dicantumkan
dalam tabel hasil pengamatan.
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini,
materi yang di bahas adalah
pengenalan alat pengukur elembaban nisbi.
Pada bidang klimatologi dikenal alat
pengukur kelembaban yaitu Higrotermograf mini yang dapat mengukur dan mencatat
temperatur serta kelembaban nisbi udara secara bersamaan di atas kertas grafik.
Pengukur suhu pada alat
ini terdiri atas lempeng logam (bimetal). Defleksi lempeng logam akibat
perubahan temperatur diteruskan ke lengan pen. Sedangkan kelembaban nisbi di
udara diindra oleh helaian rambut manusia yang dipasang pada alat tersebut. Digunakannya rambut, karena rambut memiliki tanggapan yang bersifat
tidak linear terhadap perubahan kelembaban.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan maka dapat di tarik beberapa kesimpulan :
- Higrotermograf merupakan alat pengukur kelembaban dan temperatur dan harus dilatakkan di tempat yang terlindung sinar matahari.
- Dari waktu ke waktu alat untuk mengukur kelembaban nisbi mengalami modifikasi-modifikasi yang lebih canggih dan praktis.
- Dari ketiga alat pengukur kelembaban nisbi tersebut yang lebih praktis ialah higrometer karna ukurannya yang kecil sehinggah mudah di bawah kemana-mana dan bisa langsung memperoleh suh kelembaban satu tempat.
Saran :
Semoga dengan adanya
praktikum ini mahasiswa lebih mengetahui alat – alat yang digunakan sehingga
dapat terciptanya kemampuan dan keterampilan mahasiswa.
ACARA III
PENGUKURAN CURAH
HUJAN KECEPATAN ANGIN DAN ARAH ANGIN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Curah hujan
merupakan hal yang sangat penting untuk dipelajari dalan Klimatologi (ilmu
tentang iklim), terlebih lagi apabila ditinjau dari aspek pertanian. curah
hujan merupakan gejala alam yang paling berpengaruh dalam pertanian. Sebelum
mengetahui lebih dalam mengenai curah hujan, terlebih dahulu kita mengetahui
pengertian daripada hujan. Hujan adalah suatu bentuk presipitasi uap air yang
berasal dari awan yang terdapat di atmosfer di mana Presipitasi adalah air
dalam bentuk cair atau padat yang mengendap kebumi yang selalu didahului oleh
proses kondensasi dan sublimasi dengan satuan milimeter. Bentuk presipiatsi lainya
adalah salju dan es. Sedangkan curah hujan itu sendiri memiliki definisi yaitu
merupakan jumlah air hujan yang jatuh di permukaan horizontal apabila tidak
terjadi kehilangan oleh proses epavorasi, pengaliran dan penyerapan. Berdasarkan proses terjadinya hujan,
dikenal 3 proses terjadinya hujan, yaitu: hujan konveksi, hujan orografis,
hujan frontal. Satuan curah hujan di ukur dalam mm/inci, curah hujan 1mm
artinya air hujan yang telah jatuh
setelah 1mm dimana air hujan itu tidak mengalir, tidak meresap dan menguap. Hari hujan artinya suatu hari dimana
curah hujan 0,5mm atau lebih perhari, jumlah ini tidak berarti bagi tanaman
karena akan habis menguap apabila ada angin, kurang dari ketentuan ini hujan
dinyatakan nol. Hari hujan tanaman artinya suatu hari yang curah hujannya
kurang dari 2,5 mm dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Sedangkan curah hujan
efektif adalah bagian dari curah hujan yang jatuh selama masa tumbuh yang dapat
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air konsumtif tanaman. Dalam
agroklimatologi juga kita mengenal beberapa unsur iklim yaitu angin dan curah hujan. Kelembaban merupakan banyaknya
kadar air di udara dan angin adalah gerakan atau perpindahan suatu massa udara
dari suatu tempat ke tempat lain secara horizontal, sedangkan curah hujan
adalah jumlah air hujan yang jatuh dipermukaan tanah selama periode
tertentu.Ketiga unsur iklim tersebut sangat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman, sehingga data tentang kelembaban udara , kecepatan dan
arah angin, serta curah hujan sangat penting dalam bidang agroklimatologi
pertanian. Untuk itu dalam praktikum kali ini diperkenalkan beberapa alat
pengukur kelembaban, kecepatan dan arah angin , serta curah hujan. Karena
dengan mengenal dan mengetahui cara kerja alat – alat tersebut maka kita akan
dapat mengukur kelembaban udara, kecepatan dan arah angin, serta curah hujan
pada suatu wilayah.Kecepatan angin dapat menentukan besarnya air melalui proses
evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian – kejadian hujan. Dalam satu hari, kecepatan dan arah angin dapat berubah –
ubah. Perubahan ini seringkali disebabkan oleh adanya beda suhu antara daratan
dan lautan. Peralatan yang digunakan mengukur kecepatan angin disebut
Anemometer dan untuk mengukur curah hujan disebut penangkar hujan tipe observatorium.
B. Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan alat
pengukur curah hujan, kecepatan angin, dan arah angin serta
pemanfaatannya dalam dunia yang kita geluti,misalnya pada dunia kehutanan.
Selain itu, tujuan dari praktikum ini sendiri adalah untuk membrikan penjelasan
kepada para praktikan tentang nama, cara kerja serta pemanfaatannya di lapangan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hujan merupakan presipitasi yang
berbentuk cair. Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke
pemukaan bumi dan laut dalam bentuk yang berbeda. Tetesan air air yang jatuh mempunyai diameter
bervariasi dari 0,5 – 4,0 mm dan tidak semua ukuran butiran air dapat turun
menjadi hujan, disebabkan karena adanya geseran udara (Wisnubroto,1983).
Berdasarkan
proses terjadinya hujan dapat dibedakan menjadi hujan konveksi (proses hujan
berdasarkan atas pengembangan dari udara yang dipanasi), hujan orografis (hujan
yang disebabkan atom diperhebat oleh dorongan udara melalui dataran tinggi),
dan hujan frontal (hujan yang banyak terjadi pada daerah – daerah lintang
pertengahan dimana temperatur udara tidak sama).
Curah hujan merupakan ketinggian air hujan
yang terkumpul dalam tempat yang datar, tidak menguap, tidak meresap dan tidak
mengalir (http://iklimbmg.go.id/doc1).
Curah
hujan diukur dengan alat pengukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan
bagian atas terbuka (untuk menerima butiran air hujan yang jatuh) alat ini
dipasang ditempat terbuka, sehinga air hujan akan direrima langsung oleh alat
ini. Bagian atas yang terbuka di pasang pada ketinggian 20cm di atas pemukaan
tanah yang ditanami rumput untuk menghindari masuknya air percikan dari
permukaan tanah (lakitan,1985)
Hujan merupakan presipitasi yang berbentuk cair.
Presipitasi adalah curahan atau jatuhnya air dari atmosfer ke pemukaan bumi dan
laut dalam bentuk yang berbeda. Tetesan air air yang jatuh mempunyai diameter
bervariasi dari 0,5 – 4,0 mm dan tidak semua ukuran butiran air dapat turun
menjadi hujan, disebabkan karena adanya geseran udara (Wisnubroto,1983).
(proses hujan berdasarkan atas pengembangan
dari udara yang dipanasi), hujan orografis (hujan yang disebabkan atom
diperhebat oleh dorongan udara melalui dataran tinggi), dan hujan frontal
(hujan yang banyak terjadi pada daerah – daerah lintang pertengahan dimana
temperatur udara tidak sama.
Curah
hujan merupakan ketinggian air hujan yang terkumpul dalam tempat yang datar,
tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir (http://iklimbmg.go.id/doc1).
Angin adalah gerakan atau
perpindahan suatu massa udara dari suatu tempat ke tempat lain secara
horizontal. Angin diberi nama berdasarkan arah dimana angin itu bertiup. Angin
selalu bertiup dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan
rendah. Kecepatan air melalui proses evapotranspirasi dan mempengaruhi kejadian
– kejadian hujan (Asdak,1995).
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat Praktikum :
Praktikum ini dilaksanakan
pada hari Selasa, 7 juni
2011, pukul 14.10 – 15.10 WITA. Pelaksanaan praktikum ini bertempat di
Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah Fakultas Pertanian Universitas
Mataram.
B.
Alat dan Bahan Praktikum :
1. Alat Praktikum :
Penangkar
hujan tipe observatorium , anemometer .
2. Bahan Praktikum : tidak ada bahan yang di gunakan.
C.
Prosedur Kerja :
Dalam praktikum ini, prosedur kerja
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Dicatat nama, fungsi, dan cara kerja alat
tersebut.
2. Digambar atau difoto alat yang telah
diamati untuk dicantumkan pada gambar alat praktikum.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A.
Alat
Pengukur Curah Hujan
Gambar 1. Penangkar hujan otomatis
B.Alat Pengukur Kecepatan dan Arah Angin
Gambar 2. Anemometer
B. Fungsi dan Cara Pemasangan
A. Penakar Hujan Otomatis
Alat ini berfungsi untuk mengukur curah
hujan secara otomatis dan alat ini dihubungkan dengan komputer.
Fungsi bagian-bagian penakar adalah sebagai
berikut:
1.
Mulut
tabung
Berfungsi untuk memudahkan air hujan masuk ke dalam tabung.
2.
Kabel
penghubung
Berfungsi untuk menghubungkan alat ke
komputer.
3.
Tabung
kolektor
Berfungsi untuk menampung air hujan yang masuk melalui mulut
tabung.
4.
Pipa
sempit pada mulut tabung
Berfungsi untuk
menyalurkan air masuk ke dalam tabung kolektor.
Dalam penentuan tempat pemasangan penakar hujan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a.
penakar
hujan tidak boleh dipasang pada tempat/tanah yang miring (lereng bukit), di
atas dinding atau atap
b.
penakar
hujan tidak boleh dipasang di puncak, dimana tanah di sekitarnya turundengan
curam.
c.
Pilih
tempat/tanah yang datar, bebas dari benda – benda di sekitarnya seperti pohon –
pohon atau gedung – gedung
d.
Jika
disekitar tempat pemasangan terdapat benda – benda, usahakan agar jarak benda
penakar hujan yang paling sedikit satu kali lebih tinggi dari benda tersebut
(dihitung dari bagian atas/corong penakar hujan.
e.
Penakar
hujan dipasang dengan jalan menyekrupnya pada sebuah balok bulat yang sudah di
cat putih, dan yang ditanam pada pondasi beton. Tinggi corong sampai tanah diatur
sehingga mencapai 120 cm, letak penampang corong harus datar (horizontal).
B.
Anemometer
Alat ini berfungsi untuk
mengukur kecepatan dan arah angin, serta dapat juga digunakan untuk mengetahui
arah penyebaran hama, misalnya belalang.
Fungsi
bagian-bagian anemometer adalah sebagai berikut:
1.
Kotak monitor Berfungsi sebagai penghubung dengan
komputer.
2.
Panah angin penunjuk kecepatan angin berfungsi
untuk mengukur kecepatan angin.
3.
Tempat tiang berfungsi untuk menghubungkan
alat dengan tiang dan mengatur ketinggiannya
4.
Kotak pelindung sistem ketahanan tiang. Berfungsi untuk melindungi
tiang agar tetap stabil.
Adapun
cara pemasangannya adalah sebagai berikut:
1.
Anemometer dan arah angin (wind vone) harus dipasang di
tempat yang bebas dari halangan, tetapi harus mewakili suatu lingkungan yang
datanya diperlukan.
2.
Alat harus dipasang vertikal dengan ketinggian tertentu
dari permukaan tanah. Untuk klimatologi 2 meter dari permukaan tanah dan 10
meter untuk lapangan terbang (gambar 2).
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum ini,
dilaksanakan acara pengenalan alat ukur curah hujan. Curah hujan adalah jumlah air
hujan yang jatuh di permukaan tanah
selama periode tertentu diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal
apabila tidak terjadi kehilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan
peresapan. Hujan merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air dari awan yang
terdapat di atmosfer. Satuan curah hujan diukur dalam mm/inch. Alat yang
digunakan untuk mengukur curah hujan dalam praktikum klimatologi ini adalah
penangkar curah hujan jenis observatorium. Curah hujan diukur dengan alat
pengukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan bagian atas terbuka (untuk
menerima butiran air hujan yang jatuh) alat ini dipasang ditempat terbuka, sehinga
air hujan akan direrima langsung oleh alat ini. Bagian atas yang terbuka di
pasang pada ketinggian 20cm di atas pemukaan tanah yang ditanami rumput untuk
menghindari masuknya air percikan dari permukaan tanah. Dalam menentukan tempat
pemasangan penakar hujan merupakanfaktor yang sangat penting dalam pengukuran
jumlah curah hujan. Jika penakar curah hujan dipasang pada stasium meteorologi
yang sudah mempunyai taman alat, letak pemasangannya dapat disesuaikan dengan
pola taman alat. Tetapi banyak penakar hujan yang dipasang pada stasiun
meteorologi khusus yang belum mempunyai taman alat. Kemudian pengamat untuk
curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam-jam tertentu. Perhitungan curah
hujan disuatu daerah ditentukan sesuai dengan keperluan si pemakai, dapat
rata-rata perhari, perkade (10 hari), bulan ataupun tahunan. Untuk suatu daerah
perhitungan curah hujannya dapat didekati melalui salah satu dari 3 metode
seperti ; aritmatika/aljabar, metode poligon thiessen, dan metode garis
isohiet.
Dalam dunia
kehutanan, pengukuran curah hujan sangat berperan penting. Seseorang yang
bergelut dalam dunia kehutanan akan merasa kesulitan untuk mengetahui tingkat
curah hujan di kawasan hutan tertentu apabila dia memiliki pengetahuan yang
minim tentang ilmu klimatologi. Oleh sebab itulah ilmu klimatologi sangat
berperan penting dalam dunia kehutanan. Tingkat curah hujan di suatu kawasan
hutan tertentu akan sangat menentukan kondisi dari hutan itu sendiri serta
tingkatan jenis vegetasi yang di miliki. kelembaban tanah juga terpengaruh oleh
tingkatan curah hujan.oleh sebab itulah,terbetuk beberapa jenis tife hutan dan
di mana yang satu dengan yang lainnya memiliki ciri khas tersendiri yang
menjadikan suatu perbedaan yang kontras, baik itu mengenai jenis dan tingkatan
vegetasi yang mendiaminya , serta keadaan lingkungan yang sangat sangat berbeda
antara tife hutan yang satu dengan tife hutan yang lainnya. Tingkatan curah hujan
juga akan sangat berpengaruh dalam pertumbuhan serta perkembangan dari pada
tumbuhan terutama pohon. Tumbuhan, dalam proses pertumbuhannya sangat
membutuhkan air yang cukup, sehingga curah hujan memiliki faktor yang sangat
strategis dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (pohon) guna melanjutkan
kehidupannya.
Selanjutnya adalah pengenalan alat pengukur kecepatan dan arah angin. Angin
adalah gerakan atau perpindahan suatu massa udara dari suatu
tempat ke tempat lain secara horizontal. Gerakan angin bergerak dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Alat yang digunakan
untuk mengukur kecepatan dan arah angin adalah anemometer. Alat ini harus
dipasang di tempat yang bebas halangan dan dipasang secara vertikal denagn
ketinggian tertentu. Untuk lapangan terbang dipasang 10 meter dari permukaan
tanah dan untuk lapangan klimatologi dipasang 2 meter dari permukaan tanah.
Dibagian bawah anmometer diletakkan panci evaporasi karena penguapan
berpengaruh terhadap kecepatan dan arah angin.
Kemudian adalah pengenalan alat pengukur curah hujan. Curah
hujan adalah jumlah air hujan yang jatuh di permukaan tanah selama periode
tertentu diukur dalam satuan tinggi di atas permukaan horizontal apabila tidak
terjadi kehilangan oleh proses evaporasi, pengaliran dan peresapan. Hujan
merupakan salah satu bentuk presipitasi uap air dari awan yang terdapat di
atmosfer. Satuan curah hujan diukur dalam mm/inch.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dan pembahasan maka dapat di tarik beberapa kesimpulan :
1. Alat pengukur curah hujan, salah
satunya adalah penagkar hujan otomatis.
2. Penentuan tempat pemasangan
penakar hujan merupakan faktor yang sangat penting dalam pengukuran jumlah
curah hujan
3. Untuk suatu daerah perhitungan
curah hujannya dapat didekati melalui salah satu dari 3 metode seperti ;
aritmatika/aljabar, metode poligon thiessen, dan metode garis isohiet.
4. Alat
pengukur kecepatan dan arah angin adalah anemometer dan baling – baling angin.
5. Anemometer
dan baling – baling angin harus diletakkan di tempat yang terbuka dan terbebas
dari halangan.
6.
Alat pengukur curah hujan, salah satunya
adalah penagkar hujan otomatis.
Saran
Dengan adanya praktikum ini, para
praktikan di harapkan lebih mengetahui alat alat yang digunakan serta cara
kerjanya dan pengimplementasiannya, sehingga akan dapat terciptanya kemampuan
dan keterampilan dari para praktikan, l tersebut akan sangat membawa danfak
yang positif guna memperluas wawasan daripada para praktikan . Dalam melakukan praktikum, praktikan
diharapkan untuk selalu mendokumentasikan alat-alat praktikum baik dengan
memfoto atau menggambar alat-alat tersebut. Karena dapat mempermudah bagi para
praktikan dalam mengenal alat-alat yang digunakan. Kami juga menyarankan kepada
para coo.ass untuk menitik beratkan pada penggunaan alat dan cara kerjanya dari
pada hanya mengenalkan nama alat tersebut.
DAFTAR
PUSTAKA
Asdak,1995. Hidrologi Cahaya. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Jacob. 1959. Matahari.
Penerbit. Jakarta.
Lakitan, 1985. Dasar-dasar
Klimatologi. PT Raja Gravindo Persada, jakarta.
Petruhecih. 1992. Suhu. UGM. Jakarta.
Soemeinaboedhy. 2006. Tekanan suhu Udara. Swadaya. Malang
Wisnubroto,Soekardi,dkk., 1983. Asas – Asas Meteorologi Pertanian. Ghalia Indonesia. Jakarta
Wisnubroto,Soekardi,dkk.,
1983. Asas – Asas Meteorologi Pertanian.
Ghalia
Indonesia. Jakarta