BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Daerah
Aliran Sungai (DAS) juga dapat
didefinisikan sebagai suatu daerah yang dibatasi
oleh topografi alami, dimana semua air
hujan yang jatuh didalamnya akan mengalir
melalui suatu sungai dan keluar melalui
outlet pada sungai tersebut, atau merupakan
satuan hidrologi yang menggambarkan dan
menggunakan satuan fisik-biologi dan satuan
kegiatan sosial ekonomi untuk perencanaan dan
pengelolaan sumber daya alam. (Suripin, 2001).
Pengelolaan
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan suatu
kegiatan di dalam melestarikan sumber daya
alam dan lingkungan. Dalam hal pengelolaan
DAS, berbagai studi telah dilakukan untuk mendukung analisis dan pengambilan
keputusan terkait tataguna lahan. Salah satunya melalui pendekatan
karakteristik DAS dengan menggunakan aplikasi Sistem
Informasi Geografi (SIG). Untuk dapat mengetahui
keberhasilan pengelolaan DAS, informasi mengenai
karakteristik fisik DAS yang sangat dipengaruhi oleh bentuk, ukuran dan keadaan
jaringan sungai secara kuantitatif diistilahkan
sebagai morfometri suatu DAS merupakan hal
yang harus dikuasai. Morfometri DAS sangat
ditentukan oleh kondisi fisiografi dan iklim
terutama hujan. Sifat morfometri antara
lain : pola aliran sungai, bentuk DAS,
elevasi dan kemiringan DAS (Priyono dan
Savitri,1997).
Karakteristik
DAS adalah gambaran spesifik mengenai DAS
yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan
dengan keadaan morfometri, topografi, tanah, geologi,
vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan aktivitas manusia.
1.2
Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini yaitu ;
1. Untuk mendapatkan gambaran tentang
pegelolaan SUB DAS Sedau
2. Mendapatkan informasi tentang
sejarah pengelolaan DAS yang dilakukan oleh masyarakat.
3. Untuk mengetahui besar kecilnya
pengaruh yang ditimbulkan dari pengelolaan DAS Sedau baik oleh masyarakat
sendiri atau pemerintah terkait.
BAB II
Tinjauan Pustaka
A.
Definisi DAS
Daerah Aliran Sungai
(DAS) / Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau drainage basin adalah suatu daerah
yang terhampar di sisi kiri dan dan kanan dari suatu aliran sungai,
dimana semua anak sungai yang terdapat
di sebelah kanan dan kiri sungai bermuara
ke dalam suatu sungai induk. Seluruh
hujan yang terjadi didalam suatu drainage
basin, semua airnya akan mengisi sungai
yang terdapat di dalam DAS tersebut. oleh sebab
itu, areal DAS juga merupakan daerah
tangkapan hujan atau disebut catcment area.
Semua air yang mengalir melalui sungai
bergerak meninggalkan daerah daerah tangkapan
sungai (DAS) dengan atau tampa memperhitungkan
jalan yang ditempuh sebelum mencapai
limpasan (Mulyo, 2004).
Daerah Aliran
Sungai (DAS) juga dapat didefinisikan
sebagai suatu daerah yang dibatasi oleh
topografi alami, dimana semua air hujan
yang jatuh didalamnya akan mengalir melalui
suatu sungai dan keluar melalui outlet
pada sungai tersebut, atau merupakan satuan
hidrologi yang menggambarkan dan menggunakan
satuan fisik-biologi dan satuan kegiatan sosial ekonomi untuk
perencanaan dan pengelolaan
sumber daya alam. (Suripin, 2001).
Morfometri DAS
merupakan ukuran kuantitatif karakteristik DAS
yang terkait dengan aspek geomorfologi suatu
daerah. Karakteristik ini terkait dengan proses
pengatusan (drainase) air hujan yang jatuh di dalam DAS. Parameter
tersebut adalah luas DAS, bentuk DAS, jaringan
sungai, kerapatan aliran, pola aliran, dan gradien
kecuraman sungai. Karakteristik DAS meliputi beberapa variabel yang dapat diperoleh
melalui pengukuran langsung, data sekunder,
peta, dan dari data penginderaan jauh (remote sensing)
(Seyhan 1977).
B.
Tujuan
Pengelolaan DAS
Tujuan pengelolaan DAS
terpadu adalah membantu masyarakat mengembangkan visinya tentang apa yang
mereka inginkan terhadap DAS yang berada di daerah mereka, misalnya dalam 10
tahun ke depan, dan mencari strategi untuk mencapai visi tersebut. Program ini
hanya menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk melaksanakan strategi yang
secara kritis dipicu oleh faktor pemicu dan mengembangkan kelembagaan
masyarakat yang dibutuhkan untuk memenuhi visi tersebut.
Maksud pengelolaan DAS
terpadu adalah suatu pendekatan yang melibatkan teknologi tepat guna dan
strategi sosial untuk memaksimalkan pengembangan lahan, hutan, air dan
sumebrdaya manusia dalam suatu daerah aliran sungai, yang bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan manusia secara berkesinambungan. Dengan kata lain
pengelolaan DAS ini bertujuan agar generasi masa depan dapat menikmati
sumberdaya alam yang lebih sehat dan lebih produktif dari generasi sekarang. Di
masa mendatang penduduk jangan lagi dianggap hanya penerima manfaat, tetapi
mereka harus ikut berpartisipasi aktif mulai dari perencanaan, pembuatan
anggaran dan pelaksanaan kegiatan di lapangan
C.
Komponen
Pengelolaan DAS
Menurut (Kartodihardjo,2009) Program
pengelolaan DAS terpadu adalah sebuah paket yang menyatukan semua komponen DAS
berdasarkan prioritas masyarakatnya. Program ini memiliki komponen-komponen
sebagai berikut:
1. Pengembangan
Sumberdaya Alam: Lahan, Hutan dan Air
Penduduk
yang tinggal dalam DAS dan menggunakan sumberdaya alam tersebut merupakan
bagian penting dari program pengelolaan DAS. Mereka merupakan sumber utama dan
perlu menginvestasikan dananya demi kemajuan pengelolaan DAS. Program ini harus
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen penduduk akan perlunya
perlindungan sumberdaya alam agar saling menguntungkan. (Peternak harus memberi
makan dan memelihara sapi yang dimiliki agar dapat diperas susunya; hal ini sama dengan kebutuhan untuk
memelihara dan melindungi sumberdaya alam agar dapat menghasilkan jasa-jasanya,
termasuk jasa-jasa lingkungan). Disamping itu, pengembangan keahlian, kearifan dan rasa percaya diri penduduk dalam mengelola
dan meningkatkan sumberdaya alam sangat dibutuhkan. Hal ini dapat dilakukan
dengan memberi dukungan bagi kelompok dalam membina kelembagaan yang
mengembangkan visi/misi mereka, sebuah strategi untuk memenuhi visi mereka.
2. Tindakan
pengendalian untuk meminimumkan laju degradasi dan memperbaiki sumberdaya alam
Tindakan
ini termasuk pengendalian lahan yang dapat ditanami (baik milik pribadi yang
ditanami ataupun lahan tidur milik pribadi), lahan tidur, aliran air dan
kelembagaan sosial. Tindakan ini juga meliputi perbaikan sumberdaya alam
seperti pohon, tanaman semusim, hutan, air permukaan, dll.
3. Pengelolaan
Sumberdaya Alam: Lahan, Hutan dan Air
Ø Pengelolaan
sumberdaya alam sama pentingnya dengan menumbuhkannya. Jika
tidak dilakukan maka akan menyebabkan degradasi. Misalnya:
Ø Pengelolaan
tanah yang efektif memerlukan pengelolaan kesuburannya secara terpadu untuk
mempertahankan tingkat produktivitas tanaman pangan.
Ø Pengelolaan
air yang meliputi kegiatan untuk meningkatkan penggunaan air tanah (green
water) dan air permukaan (blue water) secara efisien seperti pengontrolan
irigasi yang berlebihan, penggunaan sistem irigasi drip (menetes) atau pot
(lubang didalam tanah), penanaman bersistem tadah hujan, penanaman yang tidak
membutuhkan banyak air dll.
Ø Pengelolaan
sumberdaya alam seperti hutan lestari, penampungan limbah organik, penampungan
air hujan dll, meliputi penyusunan strategi yang melibatkan penduduk yang
mengelola sumberdaya alam tersebut (perlindungan hutan dengan menggunakan dana
dan proyek tidaklah cukup).
4.
Diversifikasi Mata Pencaharian
Dalam sebuah pendekatan pengelolaan DAS terpadu,
peningiatan pendapatan rumahtangga melalui non-pertanian sangat penting untuk
dlakukan, karena hal ini dapat mengurangi tekanan pada sumberdaya alam dan
memberi kesempatan pada penduduk yang tidak mempunyai lahan pertanian atau
penduduk sekitar yang tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dari kegiatan
yang berhubungan dengan pertanian saja. Dalam situasi pertanian yang tidak
menguntungkan, seperti pada daerah rawan kekeringan, hal ini perlu dilaksanakan
oleh penduduk miskin di pedesaan. Kegiatan tersebut meliputi kegiatan
penyuluhan seperti peternakan dan pertanian. Kegiatan ini seperti perdagangan
dan usaha berskala kecil juga cukup membantu. Akan tetapi, beberapa penduduk
pada awalnya kurang terterik untuk melaksanakan kegiatan ini karena kurangnya
keahlian, pengetahuan, rasa percaya diri ataupun modal usaha.
BAB
II
METODELOGI
PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada
hari jum’at tanggal 27 juni 2014 Pukul 07- Selesai di dusun lembah suren Desa
Sedau Kecamatan Narmada Kabupaten Lombok Barat.
B. Cara Kerja
a. Mahasiswa
melakukan wawancara terhadap petugas pengelola Daerah Aliran Sungai Sedau
b. Mahasiswa
melakukan wawancara terhadap masyarakat desa sedau
c. Mahasiswa
menganalisis data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
Pembahasan
Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) secara Terpadu
merupakan sebuah pendekatan holistik dalam mengelola sumberdaya alam yang
bertujuan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat dalam mengelola sumberdaya
alam secara berkesinambungan. Di daerah dataran tinggi curah hujan yang jatuh
akan mengalir dan berkumpul pada beberapa parit, anak sungai, dan kemudian
menuju ke sebuah sungai. Keseluruhan daerah yang menyediakan air bagi anak
sungai dan sungai-sungai tersebut merupakan daerah tangkapan air, dikenal
sebagai Daerah Aliran Sungai (DAS).
DAS merupakan unit hydro-geologis yang meliputi daerah dalam
sebuah tempat penyaluran air. Air hujan yang jatuh di daerah ini mengalir
melalui suatu pola aliran permukaan menuju suatu titik yang disebut outlet
aliran air. Untuk tujuan pengelolaan dan
perlindungan, DAS dibagi menjadi tiga bagian, yaitu DAS bagian hulu, DAS bagian
tengah dan DAS bagian hilir. Daerah hulu merupakan daerah yang berada dekat
dengan aliran sungai yang merupakan tempat tertinggi dalam suatu DAS, sedangkan
daerah hilir adalah daerah yang dekat dengan jalan ke luar air bagi setiap DAS
dan daerah tengah adalah daerah yang terletak di antara daerah hulu dan daerah
hilir.
DAS
memiliki aspek sosial yang kompleks. Sebagian penduduk yang memiliki tanah di
DAS atau yang bergantung pada sumber DAS tidak tinggal di dalam DAS tersebut. Dengan
kata lain ada petani yang tinggal di luar DAS, yang merupakan pemilik lahan
pertanian yang terletak dalam suatu DAS atau penduduk yang memanfaatkan sumber
daya alam ini. Ada petani yang tidak memiliki lahan garapan, dan ada petani
yang memiliki lahan di beberapa DAS. Aspek sosial ini sangat berperan dalam pembentukan sebuah
lembaga yang mengelola program DAS. Oleh karena itu, kompleksitas ini sangat
penting untuk dipahami sebelum sebuah lembaga terbentuk.
Pengelolaan DAS
dipahami sebagai pengelolaan seluruh sumberdaya yang ada di dalam secara
rasional dengan tujuan mencapai keuntungan maksimum dalam waktu yang tidak
terbatas dengan resiko kerusakan lingkungan yang seminimal mungkin, atau dengan
kata lain dilaksanakan dengan prinsip kelestarian sumberdaya . Dalam konteks
pengelolaan yang luas, maka pengelolaan DAS dapat dipandang sebagai suatu
sistem sumberdaya (ekologis), satuan pengembangan sosial ekonomi dan satuan
pengaturan tata ruang wilayah yang menyiratkan keterpaduan dan keseimbangan
antara prinsip produktifitas dan konservasi sumberdaya alam.
Tujuan pengelolaan DAS terpadu adalah membantu masyarakat mengembangkan
visinya tentang apa yang mereka inginkan terhadap DAS yang berada di daerah
mereka, misalnya dalam 10 tahun ke depan, dan mencari strategi untuk mencapai
visi tersebut. Program ini hanya menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan strategi yang secara kritis dipicu oleh faktor pemicu dan
mengembangkan kelembagaan masyarakat yang dibutuhkan untuk memenuhi visi
tersebut.
Maksud pengelolaan DAS terpadu adalah suatu pendekatan yang melibatkan
teknologi tepat guna dan strategi sosial untuk memaksimalkan pengembangan
lahan, hutan, air dan sumebrdaya manusia dalam suatu daerah aliran sungai, yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia secara berkesinambungan. Dengan kata
lain pengelolaan DAS ini bertujuan agar generasi masa depan dapat menikmati
sumberdaya alam yang lebih sehat dan lebih produktif dari generasi sekarang. Di
masa mendatang penduduk jangan lagi dianggap hanya penerima manfaat, tetapi
mereka harus ikut berpartisipasi aktif mulai dari perencanaan, pembuatan
anggaran dan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
Pengelolaan DAS Sedau
Salah satu daerah
aliran sungai yang di kelola dan
dikembangkan saat ini yaitu DAS Sedau.DAS sedau terletak di Desa Sedau
Kabupaten Lombok Barat.Di bagian hulu DAS sedau berbatasan langsung dengan
hutan kemasyarakatan dan dikeliligi oleh hutan kemasyarakatan. Sedangkan di
bagian tengah terdapat masyarakat yang mengelola untuk keperluan sehari-hari
seperti mandi,mencuci,tempat wisata dan lain-lain.Dan bagian hilirnya DAS sedau bermuara ke beberapa
SUB DAS seperti sesaot,jangkok,lingsar dan bahkan lembar. Pengelolaan Daerah
Aliran Sungai pertama kali dilakukan sejak tahun skitar tahun 90 an. Namun
pengelolaannya hanya untuk saluran irigasi persawahan saja.
Pada tahun
2006,pengelolaan DAS mulai di kembangkan yaitu sebagai pembangkit tenaga
listrik energy air,namun masih di tahap percobaan. Beberapa tahun kemudian
masyarakat sudah mulai merasakan manfaat dari pengeloaan DAS sebagai pembangkit
energy listrik tenaga air.bahkan dengan adanya pengelolaan DAS seperti ini
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.Itu terbukti dengan banyaknya
masyarakat yang sudah bisa menyekolahkan anak mereka yang awalanya hanya bisa
dihitung jari namun sekarang sudah banyak anak-anak yang bisa bersekolah.Pada
tahun 2009,pemerintah memberikan bantuan alat berupa generator untuk untuk
pembangkit tenaga listrik tersebut agar kegiatan pengelolaan das berbetuk
pembangkit energy tenaga listrik dapat terus berlanjut dan dikembagkan.
Sejarah
Pengelolaan DAS sedau sebagai Pembangkit energi tenaga listrik
Pengelolaan DAS sedau
sebagai pembangkit energy tenaga listrik pertama kali dilakukan tahun 2006 dan
pengelolaannya masih bersifat swakelola.PLTMH seluruh Indonesia pada umumnya
dikelola oleh koperasi namun PLTMH di sedau masih dilakukan secara swakelola
yaitu pengelolaan diserahkan kepada masyarakat itu sendiri untuk mengelolanya.Namun
pengeloaanya tetap mengikuti peraturan dinas dinas terkait seperti pertambangan,Kehutanan
,BAPEDAS Lombok barat dan lain-lain.Dana yang
diperoleh untuk mengelola DAS sedau dalam pengelolaannya sebagai
pembangkit tenaga listrik berasal dari proposal pemerintah pusat dan PBN. Untuk
sekarang pltmh sedau sendiri sudah memeliki 315 konsumen dari dua alat pembngkit
listrik dengan besaran daya ada yang 25 tapi daya tampungnya 22 kwh.
Dalam pengelolaan ini
banyak sekali hambatan-hambatan yang dihadapi sepetri berkurangya debit
air pada musim kemarau,banyaknya
saampah-sampah seperti rerumputan dan kayu-kayu yang hayut dibawa air serta
awiq-awiq atau kebijakan masih kurang tegas sehingga banyak masyarakat
menyalahgunakan aliran listrik yang telah diberikan.
Dalam pengelolaan ini diharapkan akan terus
berkembang serta adanya dukungan dari pemerintah dan kerja sama dari masyarakat
itu sendiri untuk tetap menjaga dan melestarikan hutan agar ketersediaan air
tetap ada.Kini DAS sedau sendiri pengelolaanya digunakan untuk keperluan
masyarakat itu sendiri baik untuk mangairi persawahan maupun untuk pembangkit
tenaga listrik.
BAB V
PENUTUP
a.
Kesimpulan
b.
Saran
1 komentar:
Yukon Gold Casino Review | Games, Bonuses, FAQ
Yukon Gold Casino is a popular casino in Canada, 비트코인갤러리 offering a wide selection of table games. 먹튀검증 먹튀프렌즈 Yukon Gold Casino m 2 슬롯 review – Pros 365 벳 and Cons. 먹튀탐정
Posting Komentar